Salah satu tolok ukur kinerja penelitian dari suatu negara dapat dilihat dari jumlah publikasi ilmiah pada jurnal yang bertaraf internasional. Dalam beberapa tahun terakhir, seiring dengan semangat Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, kualitas penelitian ilmiah di Indonesia terus meningkat dan para peneliti atau dosen banyak menghasilkan artikel yang dipublikasikan di jurnal ilmiah. Bahkan pada tataran negara-negara ASEAN, pada tahun 2018 jumlah publikasi Indonesia sudah menjadi nomor satu, melampaui jumlah publikasi negara Malaysia. Jumlah publikasi yang tinggi tersebut masih belum menunjukkan kualitas publikasi yang diharapkan karena sebagian besar publikasi tersebut merupakan publikasi pada prosiding terindeks Scopus atau Web of science. Peningkatan jumlah publikasi ilmiah pada jurnal internasional perlu terus ditingkatkan, salah satunya dengan meningkatkan jumlah jurnal yang terindeks di Scopus atau Web of Science yang menjadi acuan untuk publikasi internasional. Sampai saat ini jumlah jurnal terindeks Scopus hanya 51 jurnal, ESCI 63 jurnal, yang terakreditasi Kemeristekdikti 2697 jurnal, sehingga masih banyak sekali jurnal yang kualitasnya perlu ditingkatkan agar memenuhi kriteria sebagai jurnal internasional bereputasi.

Kualitas jurnal sangat ditentukan oleh kinerja dewan editor, sehingga untuk meningkatkan jumlah jurnal bertaraf internasional maka peningkatan kapasitas dewan editor dalam mengelola jurnal dan manuskrip perlu ditingkatkan secara berkesinambungan. Himpunan Editor Berkala Ilmiah Indonesia (HEBII) merupakan organisasi non-pemerintah, non-partisan, dan non-profit tempat berkumpulnya dewan editor jurnal Indonesia.  HEBII bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dewan editor dalam pengelolaan jurnal ilmiah sehingga dapat meningkatkan kualitas jurnal dan mempercepat proses internasionalisasi jurnal di Indonesia melalui pertukaran informasi di antara dewan editor. Kami sangat berharap HEBII bisa menjadi mitra pemerintah dalam meningkatkan kualitas jurnal di Indonesia, mengingat jumlah jurnal yang begitu banyak sehingga tidak mungkin ditangani sendiri oleh pemerintah.

HEBII merupakan perwakilan resmi Lembaga Dewan Editor Asia atau Council of Asian Science Editors (CASE) di Indonesia. Saya sebagai Ketua HEBII pada tahun 2018 terpilih menjadi Vice President CASE untuk periode 2018-2020. HEBII terbentuk pada tanggal 26 Januari 2018 setelah melalui beberapa kali pertemuan dengan beberapa ketua editor jurnal di JABODETABEK. Pada Kongres I HEBII telah merumuskan AD/ART, struktur organisasi, dan perangkat organisasi, serta program kerja masing-masing komisi. CASE sendiri merupakan asosiasi dewan editor jurnal tingkat regional ASIA yang berpusat di Korea Selatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas jurnal yang diterbitkan di ASIA untuk berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan kesejahteraan manusia. Salah satu kegiatan CASE adalah Asian Science Editors Conference and Workshop yang dilaksanakan setiap dua tahun dengan tuan rumah penyelenggara bergantian di antara anggota CASE. Tahun 2018, Indonesia menjadi tuan rumah the 5^th Asian Science Editor Conference and Workshop yang dilaksanakan pada tanggal 18-19 Juli 2018 di IPB International Convention Center. Konferensi dan workshop dewan editor Asia tahun 2018 sangat spesial karena dilaksanakan bekerjasama dengan APAME (Asia Pacific Association of Medical Editors). Konferensi dihadiri oleh lebih dari 250 peserta yang berasal dari 22 negara Asia-Pasifik.

Beberapa kegiatan workshop nasional dan internasional juga telah dilaksanakan pada tahun 2018 dan 2019 bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, Kemenristekdikti. Sejauh ini, hasil yang diperoleh cukup signifikan dilihat dari peningkatan jumlah jurnal yang terindeks di Scopus, Clarivate Analytics, maupun jumlah jurnal yang terakreditasi Sinta. Mudah-mudahan kedepan HEBII bisa berkontribusi lebih banyak lagi dalam mempercepat peningkatan kualitas jurnal di Indonesia.

Bogor, 17 Agustus 2019

Ketua HEBII

Prof. Dr. Ir. I Komang Gede Wiryawan